Nathaniel benar-benar menginjakkan kakinya di ballroom itu. Dari ambang pintu ballroom, Nathaniel bisa melihat bagaimana Alea dan Jarell nampak mengumbar senyum bahagia mereka. Kedua sudut bibir Nathaniel terangkat, ada rasa hangat saat ia menatap Alea. Yang kini sudah mutlak menjadi milik orang.
“Woy, ngelamun aja. Katanya mau nyumbang lagu mantan terindah.”
Nathaniel tersentak dengan tepukan pelan di bahunya. Jeano, dengan kemeja dan jas berwarna merah muda yang nampak serasi dengan Sasha juga tema dari resepsi malam ini. Nathaniel memutar bola matanya pelan, merasa sedikit kesal dengan Jeano.
“Ayo. Band nya tau kok lagu mantan terindah.”
“DIEM LO!”
“Nathan lo beneran mau nyumbang lagu itu? Gue videoin deh biar nanti viral,” ucap Sasha sambil mengeluarkan ponselnya.
“Gak usah aneh-aneh, Sa.”
Langkah kaki Nathaniel membawanya ke area panggung hiburan. Membuat Jeano dan Sasha saling mengadu pandang, mereka pikir Nathaniel tidak akan melakukan hal itu tapi ternyata cowok itu tidak main-main.
Sebuah Mic berhasil Nathaniel dapatkan. Beberapa tamu wanita yang kebetulan lajang langsung mendekat ke area panggung. Sasha sendiri sudah menyiapkan kamera untuk merekam aksi Nathaniel. Siapa tau kan bisa jadi viral.
Alih-alih membawakan lagu Mantan terindah seperti yang dikatakan oleh Jeano, atau lagu Congratulations dan No longer yang pernah cowok itu janjikan kepada Alea via chat, Cowok itu memilih menyumbang lagu yang cukup membuat orang-orang kaget.
Lagu dengan judul menikahimu milik Kahitna menjadi lagu yang Nathaniel nyanyikan malam ini. Alea tidak cukup buta atau tuli untuk mengetahui keberadaan Nathaniel di atas panggung.
Musik mulai mengalun seiring dengan suara Nathaniel yang cukup merdu. Alea tersenyum pelan, ia cukup paham bagaimana perasaan cowok itu. Di sebelahnya, Jarell diam-diam memperhatikan Alea yang juga tengah memperhatikan Nathaniel. Genggamannya di lengan Alea perlahan mengerat, kemudian pria itu mengelus punggung tangan Alea dengan lembut.
“Kak, maaf.”
Alea kaget, dia baru sadar kalau sejak tadi fokusnya terlalu berpusat pada Nathaniel.
“Enggak masalah. Nathan baik banget mau nyumbang lagu.”
Alea mengangguk pelan, “Kak Jarell gak masalah dia disini?”
“Al, I did not sad when I knew I was not your first love. But I would try harder to became your last love,” jawab Jarell diakhiri dengan sebuah kecupan pelan di kening Alea, yang mana sempat Nathaniel lihat bersamaan dengan cowok itu menyelesaikan bait terakhir dari lagu yang dinyanyikannya.
Pada kenyataannya Nathaniel tidak selapang dada seperti yang dipikirkan orang kebanyakan. Cowok itu masih berdiri di atas panggung dan memberi kode untuk menyanyikan lagu kedua. Pesan terakhir, menjadi lagu kedua yang Nathaniel bawakan. Kayaknya kalau seseorang datang ke acara nikahan mantannya belum afdol kalau belum terlihat tersakiti.
Ya meskipun pada akhirnya Nathaniel berhasil menyelesaikan lagu keduanya dan berjalan mendekati Alea dan Jarell. Mengucapkan selamat atas babak baru yang akan dilalui keduanya.
Nathaniel turun dari pelaminan dengan wajah datar, dia tidak sempat memeluk Alea. Ya mau bagaimana lagi, malu. Lagian Nathaniel juga masih punya harga diri untuk tidak sembarangan memeluk istri orang.
Tepukan pelan di bahu Nathaniel membuatnya menolehkan kepala ke arah kanan, disana terdapat Jordan yang juga menatap ke arahnya.
“Lo hebat, Nat. Merelakan orang yang kita cintai bahagia sama orang lain bukan perkara yang gampang.”
Tak lama berselang, Jeano mendekati keduanya hingga kini posisinya Nathaniel berdiri diantara Jordan dan Jeano.
“Gue bahagia, asal Al bahagia. Enough.”
“Jadi sampe sini ya, Nat? Jalan cerita lo sama Al. Berakhir di pelaminan tapi sama orang lain,” ujar Jordan.
“Kita emang gak pernah tau gimana skenario semesta, dan yaaa. Gue dapet ending kayak gini.”
Jeano mengangguk kemudian menambahkan, “bener apa kata orang. Sebesar apa lo cinta sama orang enggak menjamin lo bakalan berakhir sama dia. Kalo enggak jadi mempelai ya jadi tamu undangan.”
Jordan kembali menepuk pelan bahu Nathaniel. “You did well, Nathan. And you deserves better.”