Totally Fallen For You

Alea mematikan ponselanya kemudian sedikit membenturkan kepalanya sendiri pada kemudi mobilnya. Gadis itu bersandar pada jok mobilnya kemudian menghela nafas sedalam mungkin.

Tanpa pikir panjang lagi, Alea pergi meninggalkan mobilnya kemudian berlari ke dalam bandara dengan pipi yang basah. Pandangan gadis itu sedikit memburam bahkan sempat terjatuh karena tidak sengaja menabrak orang.

Dalam radius sepuluh meter Alea bisa melihat seorang Nathaniel terduduk dengan kepala yang menunduk.

Nathaniel, Sasha, dan Jeano bahkan terkejut melihat kedatangan Alea dengan keadaan kacau. Sasha yang tadinya kesal setengah mati dengan Alea malah menatap gadis itu iba.

Alea berlari ke dalam pelukan laki-laki itu. Tangisnya pecah. Sasha bahkan mengalihkan pandangannya karena tidak tahan dengan pemandangan di hadapannya.

“Hey, kok nangis sih?” tanya Nathaniel sambil menangkup wajah Alea dengan kedua tangannya. Tidak lupa menghapus setiap bulir air yang keluar dari kedua pelupuk matanya.

“Nathan, lo gak bisa disini aja?” tanya Alea dengan sedikit sesegukan.

“Enggak bisa, Al.”

“Gue pikir semesta beneran baik sama gue. Tapi ternyata enggak, dia jahat banget.”

Nathaniel kembali menarik tubuh Alea yang masih bergetar, tangisnya belum mereda bahkan sepertinya semakin parah.

“Gue juga berat ninggalin lo, Al. Tapi gue kan udah janji buat nikahin lo. Jadi gue bakalan janji buat balik lagi.”

Alea tiba-tiba terdiam, “Nathan. Jangan.”

“Semakin lo larang semakin gue langgar, Al. Gue tau lo masih sayang sama gue. Buktinya lo masih mau nganterin gue dan nangis di depan gue? Sampe ingusnya keluar gitu.”

Alea jadi kesal karena Nathaniel malah meledeknya.

“Jaga diri baik-baik, Nathan.”

“Iya, gue janji. Sampai jumpa dimasa depan, Al. Inget satu hal. Meeting you was fate, becoming your friend was choice, but falling in love with you was completely out of my control. I've totally fallen for you, Love you always. Gue pamit ya, Al.”

“Love you too, Nathan.”