Keep you
I can't show you how to love yourself
Sabrina meraih es krim yang baru saja diberikan oleh Sadena. Keduanya duduk di tepian jalanan, di atas trotoar. Sambil menikmati dinginnya udara malam dan es krim yang bisa saja membekukan kepala mereka.
“Ayo lomba.”
Sadena menoleh ke arah Sabrina, “lomba apa?”.
But I promise you. I'll be the one by your side. I won't tell you the truth about love
“Hitung mobil, gue warna item lo warna putih,” jawab Sabrina. Masih belum memalingkan wajahnya dari jalanan.
“Curang! Mobil item kan lebih sering lewat dari pada mobil putih,” sahut cowok itu. Tidak terima.
It's so difficult for me
“Emang itu tujuannya, biar lo kalah.”
Sadena menggeleng pelan, “terus kalo menang hadiahnya apa?”
Sabrina nampak berdeham pelan, kemudian menolehkan kepalanya ke arah kanan. Tepat pada Sadena yang juga tengah menatapnya dengan jarak yang bisa dibilang sedikit pendek.
Babe, I don't want you to get hurt
Sabrina terdiam, nampak terkejut karena mendapati wajah Sadena yang begitu dekat dengannya.
Gadis itu mengalihkan pandangannya lagi, seraya mengatur gelombang aneh yang baru saja menghampiri dadanya.
“Kalo menang, lo harus turutin kemauan gue. Apapun itu,” jawab Sabrina.
Sadena nampak tertantang, kemudian ia mengangguk pelan.
When I first met you, I knew that we can be. Together forever. Night we spent so long. Until you're asleep On my lip
Jalanan yang memang tidak terlalu ramai itu membuat Sadena dan Sabrina jadi lebih mudah untuk menghitung banyaknya mobil yang lalu lalang di hadapan mereka. Maklum, mereka hanya duduk di trotoar jalan komplek rumah. Kalo di jalan raya takutnya di sangka gembel.
“Tujuh.”
“Tiga, TUH KAN UDAH GUE BILANG MOBIL PUTIH TUH JARANG LEWAT!” sungut Sadena yang lama-lama malah kesal karena mobil berwarna putih jarang sekali muncul di hadapan mereka.
'Cause I, I've been waiting. For this so long, oh, long. And I, I Will always keep you safe.
Sadena kemudian mengeluarkan sebuah earphone dari kantung jaketnya. Menyambungkan benda tersebut pada ponselnya kemudian memberikan salah satunya pada Sabrina.
“Ini punya bang Arga kan?” tanya Sabrina.
Earphone berwarna putih, pasti milik Arganata. Cowok itu memang lebih senang menggunakan earphone ketimbang airpods. Pasalnya, cowok itu sering kali kehilangan benda itu.
“Iya, sengaja gue bawa. Biar bang Arga kesel setengah mampus nyariin earphone kesayangan dia,” jawab Sadena diakhiri dengan tawa.
If we ever get into a fight. Listen to me, babe. Don't let it take over us. If you miss the way we used to be. Put us on the phone, instead. Of you just cryin' all night.
“Adek biadab lo.”
Sadena hanya mengedikkan bahunya. Cowok itu kemudian memainkan sebuah lagu dari playlistnya. Keep you safe, menjadi judul lagu pertama yang keduanya dengarkan.
“Sebelas.”
“Dua belas.”
“Ish! Gue masih lima!” keluh Sadena.
When I first met you. I knew that we can be. Together forever. Night we spent so long. Until you're asleep. On my lip
Nampaknya lagu yang diputar lebih menarik ketimbang mobil-mobil yang berlalu lalang di hadapan Sabrina. Gadis itu memejamkan matanya, menikmati alunan melodi yang keluar setiap detiknya.
“Lima belas.”
Sabrina membuka matanya pelan, “loh, kok udah lima belas lagi?”
Sadena mengedikkan bahunya, lagi. “Tadi banyak mobil putih lewat. Lo nya aja yang gak liat.”
“Lo bohong yah?!”
“Dih, kagak! Beneran lewat, Bina.”
Sabrina terdiam membiarkan Sadena menang atas statement yang dia buat. Bait lagu terakhir selesai dinyanyikan. Dan saat itu juga perlombaan yang mereka gelar selesai.
“Gue menang,” ucap Sadena.
“Curang.”
“Lo yang curang! Dari awal sengaja milih mobil warna item. Jelek ah, gak like gue!”
Sabrina terkekeh pelan, “ya udah. Lo menang. Sekarang lo sebutin permintaan lo.”
Sadena tersenyum lebar atas kemenangannya. Kemudian cowok itu mendekat ke arah Sabrina dan mengecup pelan pipi gadis itu.
'Cause I, I've been waiting. For this so long, oh, long And I
“Be mine, Sabrina.”
I will always keep you safe