Here I stand
“Masih jam lima nih, mau jajan apa lagi?”
Luna menggeleng pelan sebagai jawaban. Perutnya baru saja terisi berbagai macam sushi dan benar apa kata Pram kemarin, mereka benar-benar makan sushi sampai merasa perut hampir meledak.
“Gue mau cari desert aja buat kak Gemma.”
“Oke.”
Pada akhirnya Luna memutuskan untuk mencari desert yang akan dia bawa pulang sebagai buah tangan untuk Gemma. Sekaligus Luna juga berniat membelikan desert untuk ibunya Pram. Meskipun pada awalnya Pram menolak saat Luna hendak membelikan ibunya desert.
Toko desert di salah satu mall terkenal di Bandung itu cukup ramai. Tidak heran karena mereka berkunjung pada hari weekend.
Saat hendak masuk ke dalam toko desert tersebut langkah kaki Luna dan Pram sama-sama dihentikan oleh seorang laki-laki yang tiba-tiba menyapanya.
“Loh, Luna? Kapan balik ke Indonesia? Kok gak kabarin gue?”
Pram pikir laki-laki tersebut adalah orang yang cukup dekat dengan Luna dilihat dari bagaimana laki-laki itu memanggilnya dengan panggilan 'Luna'. Tapi sepertinya dugaan Pram salah besar.
Respon yang diberikan Luna pada laki-laki tersebut sangatlah diluar dugaan. Bukannya balik menyapa Luna malah menyembunyikan tubuhnya di belakang tubuh Pram yang tinggi semampai.
“Ng-ngapain lo disini!”
Pram terkejut, suara Luna benar-benar gemetar. Ditambah lagi sekarang Luna meremat lengan Pram dengan sangat kuat. Pram tentu bisa merasakan bagaimana tubuh Luna gemetar hebat.
Dirasa laki-laki di hadapan mereka bukan orang yang bisa dibilang baik, lantas Pram semakin menyembunyikan tubuh Luna di belakangnya.
“Lo siapa?!” tanya Pram.
Laki-laki tersebut mengernyit kemudian tersenyum seolah meremehkan Pram.
“Gue yang tanya sama lo, lo siapa? Pacar barunya Luna?” tanya laki-laki itu.
“Iya,” jawab Pram dengan lantang. “Mending lo pergi, cewek gue gak suka liat lo disini.”
Laki-laki itu terkekeh, kemudian melayangkan tatapan tajam pada Luna sebelum akhirnya meninggalkan Luna dan Pram.
“Lun—”
Tubuh Luna melemas begitu laki-laki itu pergi dari hadapannya. Beruntung Pram dengan segera menahan tubuh Luna dan membawanya menjauh dari tempat yang ramai. Pram takut Luna tidak nyaman dengan tatapan heran dari orang-orang sekitar. Tapi Luna meminta Pram membawanya untuk pergi ke mobil saja.
“Minum dulu, Lun,” ucap Pram sambil menyodorkan air mineral.
Luna meminumnya sedikit kemudian menyandarkan tubuhnya pada jok mobil dan menutup wajahnya sampai pada akhirnya gadis itu menangis dengan tubuh yang sangat gemetar.
Pram yang tidak tega melihatnya langsung menarik Luna kemudian dia dekap dengan erat.
“It's ok, Lun. Ada gue disini.”